(Siapapun kita, dimana pun kita dilahirkan, kita semua berhak untuk sukses)
Kegiatan senam pagi di MI Darul Ulum Mayang |
Siapapun kita, dimana pun kita dilahirkan, kita
semua berhak untuk sukses. Tak terkecuali untuk adik-adikku semua yang ada di
mayang, mereka punya semangat tinggi, mereka punya cita-cita, tinggal bagaimana
arah dari semangat dan cita-cita itu, tinggal bagaimana proses akan membawanya
pada sebuah takdir yang gemilang. Sekolah ini memang tak cukup luas, tak cukup
besar, dan tak cukup bagus bila dibandingkan dengan sekolah maju di luaran sana.
Tapi kita semua sama, kita menginjak bumi yang sama dan memilki mimpi yang sama
yaitu mimpi untuk menjadi orang yang sukses, orang yang bisa membahagiakan dan
juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Kalau boleh sekilas saya gambarkan, MI
Darul Ulum Mayang ini memang bukan sekolah hitz seperti sekolah-sekolah lain,
jumlah peserta didiknya pun mungkin kurang lebih hanya
sekitar 60-an siswa seluruhnya, tetapi mereka semua tetap adalah anak indonesia yang juga berhak untuk mendapat pendidikan yang sama serta berhak untuk meraih kesuksesan. Medan yang kami lalui untuk sampai kesana memang tidak terlalu sulit, namun cukup menguras tenaga karena jaraknya yang lumayan jauh dan medan yang banyak tanjakannya. Tak seperti dugaan saya, ternyata sekolah itu sederhana sekali dengan bangunan kecil bercat putih biru yang sudah usang, ruang kepala sekolah dan ruang guru yang menurut saya kurang memadai, tidak ada perpustakaan, toilet pun hanya satu, dan satu hal lagi disana tidak ada tempat sampah, kurangnya kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya juga saya rasakan disana, ya mungkin akibat tidak adanya tempat sampah itu tadi.
sekitar 60-an siswa seluruhnya, tetapi mereka semua tetap adalah anak indonesia yang juga berhak untuk mendapat pendidikan yang sama serta berhak untuk meraih kesuksesan. Medan yang kami lalui untuk sampai kesana memang tidak terlalu sulit, namun cukup menguras tenaga karena jaraknya yang lumayan jauh dan medan yang banyak tanjakannya. Tak seperti dugaan saya, ternyata sekolah itu sederhana sekali dengan bangunan kecil bercat putih biru yang sudah usang, ruang kepala sekolah dan ruang guru yang menurut saya kurang memadai, tidak ada perpustakaan, toilet pun hanya satu, dan satu hal lagi disana tidak ada tempat sampah, kurangnya kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya juga saya rasakan disana, ya mungkin akibat tidak adanya tempat sampah itu tadi.
Kebetulan
saya dan salah seorang rekan saya mengajar kelas 6 dengan jumlah siswa kurang
lebih hanya 10 orang, mereka sangat-sangat aktif hingga sulit dikontrol, tapi
tak mengapa itu justru menunjukkan bahwa mereka masih punya semangat yang
tinggi. Kondisi kelas memang agak gaduh tapi semua dapat teratasi. Kami tak
banyak mengajarkan mengenai pelajaran, sebab kami rasa ini baru awal perjumpaan
kami jadi kami lebih menekankan pada perkenalan dan juga mengenai cita-cita
mereka ke depannya. Kami membagikan selembar kertas hvs dan menyuuh mereka
menuliskan nama serta cita-citanya, tak lupa diberikan gambar pendukung agar
lebih meeriah. Ada satu hal yang menarik menurut saya di kelas 6 tersebut,
yaitu seorang anak yang bernama bakri. Saat semua anak gaduh setelah dibagikan
kertas hvs, anak itu anteng-anteng saja dan malah asyik menggambar, gambarannya
pun lebih kepada sebuah slogan yang menggugah yaitu “NO MIRAS”. Subhanallah..
Kebanyanyakan
anak laki-laki disana ingin menjadi pemain bola, entah apa alasannya. Sedang
yang perempuannya ada yang ingin menjadi
dokter, guru dan jugga ustadzah. Sungguh cita-cita yag luar biasa semuanya..
Setelah itu kami membagikan kertas warna-warni dan kami menyuruh mereka
melakukan hal yang sama yaitu menulis mimpi,cita-cita, serta harapan mereka
disertai nama yang jelas, supaya takdir tidak tertukar. Hehe.. namun kali ini
kami menyuruh mereka untuk menempelkannya di sebuah kertas besar untuk
selanjutnya akan ditempel di kelas mereka, tujuannya adalah untuk menambah
semangat mereka dalam meraih cita-citanya tersebut.
Setiap anak pasti punya cita-cita, hanya terkadang
mereka belum tahu dan masih bingung mengenai cita-citanya, dan tugas kita
adalah bagaimana megarahkan mereka agar sampai ke tujuan yang tepat. Apa yang
saya dan rekan-rekan ajarkan mungkin tak sebanding dengan apa yang diberikan
oleh guru-guru mereka, namun setidaknya kami telah memberikan sedikit yang kami
bisa untuk mereka. Semoga ke depannya kami para sobat pengajar 5, mampu
mengemban tugas ini dengan baik, yaitu tugas untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Melalui satu langkah kecil ini semoga bisa menginspirasi adik-adik mayang
semuanya, semoga kami juga bisa terus amanah menjalankan misi ini, semangat
untuk kawan-kawanku semua sobat pengajar 5, khususnya rekan-rekan di MI Darul Ulum Mayang. Jalan kita
masih panjang, semoga satu semester yang akan kita jalani ke depan menjadikan
sebuah amal ibadah bagi kita semua #Unejmengajarbersamakitabisa
SP 5 dan siswa kelas 6 |
Satu
semester mengajar, seumur hidup menginspirasi.. MI Darul Ulum Mayang.. Melayang,
Menembus Awan.. Ujar.. bersama kita bisa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar